Jelajah
IMG-LOGO
Berita Desa

Karnaval Jalan Santai Desa Pucungroto Sajikan Beragam Budaya Seni dan Budaya Khas Desa

Create By Admin 13 June 2024 204 Views
IMG

Desa Pucungroto (desapucungroto.magelangkab.go.id) – Desa Pucungroto, Kajoran, Kabupaten Magelang salah satu dari 29 desa yang berada dikecamatan Kajoran yang memiliki potensi alam, kreativitas dan kekompakan masyarakat yang spiritualis. Masyarakat bersatu menampilkan dan menunjukkan partisipasinya dalam pawai dan pentas kesenian desa, Minggu (25 September 2022).

Acara yang bertemakan: Kreatifitas kearifan lokal dengan slogan “masyarakat bersatu desaku maju” menampilkan beragam seni dan budaya khas Desa Pucungroto. Pawai yang ditampilkan menunjukkan deskripsi kehidupan masyarakat desa setempat yang agraris dan humanis. Peserta berasal dari kelembagaan Desa seperti Karang Taruna, PKK, PAUD,  Kelompok Pertanian dan Peternakan disamping itu juga peserta berasal dari warga Desa Pucungroto baik itu petani, pekebun, peternak atau pedagang sayur, penjual barang kebutuhan pokok, maupun material bangunan, ikut tampil. Ada yang membawa gunungan sayuran maupun tumpengan makanan. Ada pula yang membawa alat-alat tani seperti pembajak sawah, ada juga yang berpakaian penari lengkap dengan alat musiknya dan juga menampilkan kesenian yang ada di Desa Pucungroto.

Kepala Desa Pucungroto Abdul Ghofur S.E.I, mengatakan, kerukunan masyarakat desa dalam gagasan, ide, karya, kegotong royongan dan kebersamaan merupakan kunci keberhasilan dan kesuksesan desa. Seperti halnya yang dilakukan Minggu 25 September 2022 itu, dalam rangka memperingati HUT RI.

“Seluruh masyarakat desa dari berbagai elemen seperti Perangkat Desa, BPD, Kelembagaan Desa, BUMDES, Karang Taruna, PKK, PIK-R, PAUD, LMDH, kelompok tani, UMKM, KKM, LINMAS dan seluruh warga Desa Pucungroto ikut serta memeriahkan peringatan HUT ke-77 RI,” katanya.

Desa Pucungroto terdiri dari 4 Dusun dan 12 pedukuhan yang jarak satu dan lain sangat berjauhan. “Oleh karena itu kunci utama kemajuan desa adalah menyatukan warga melalui kerukunan,” ujar Kades.

Masing-masing dusun menampilkan kreativitasnya yang unik, bahan-bahan alami dan murni. Kreasi yang digunakan terbuat dari rumbai-rumbai daun ataupun tali rafia. Ada ogoh-ogoh dengan bentuk binatang ternak seperti sapi, kambing atau ayam yang terbuat dari bahan plastik ataupun jerami padi.

Selain itu, imbuh kades, pada acara peringatan HUT ke-77 RI, masyarakat Desa Pucungroto menampilkan pentas kesenian tarian maupun sendratari. Aneka kesenian tradisional ditampilkan dengan penuh semangat, pakaian seragam, dan gerakan yang kompak mengikuti irama musik.

“Bakat dan minat masyarakat terhadap kesenian terlihat dengan tampilnya potensi-potensi muda berbakat mulai dari anak usia PAUD, remaja, maupun ibu-ibu yang menampilkan aneka jenis tarian, lagu dan musik seperti Jathilan, Waro, Shalawatan, Poco-poco maupun Tebu Ireng. Bahkan mereka memiliki sanggar kesenian Topeng Ireng Manggala Rimba dan Kubro Siswo Budi Santosa yang sering tampil di berbagai pertunjukan di internal ataupun eksternal desa,” ujarnya.

Acara pentas seni diawali dengan kirab peserta karnaval yang dibuka langsung oleh bapak Kepala Desa Pucungroto yang selanjutnya pementasan tarian dinilai dengan diawali tarian bebas mengikuti musik yang ditampilkan oleh bapak Kepala Desa dan seluruh Perangkat Desa Pucungroto dengan berpakaian khas tradisional Jawa mereka menari bergembira bersama warganya. Uniknya, pada akhir pentas kesenian ada pertunjukan sendratari menggambarkan pesta panen raya Desa Pucungroto. Seluruh peserta sendratari mewakili profil kehidupan masyarakat yang ditampilkan dalam aneka cara berpakaian dan peralatan yang dibawa. Ada yang menjadi petani, peternak, pedagang, pegawai, masyarakat biasa, maupun penari. Pada acara sendratari disajikan gunungan sayuran dan tumpengan aneka makanan khas tradisional Jawa yang selanjutnya dibagikan kepada penonton.

Salah satu peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Novita, menilai, sendratari tersebut mendeskripsikan merawat dan melestarikan desa, harmonisasi hubungan seseorang kepada Tuhan, sesama manusia maupun alam. Sendratari yang mendeskripsikan spiritualitas kerukunan masyarakat desa yang rukun rasa, rukun banda maupun rukun bala. “Sendratari yang menggambarkan ekspresi syukur masyarakat terhadap karunia Allah sekaligus kegembiraan, keceriaan dan kebersamaan mereka dalam nguri-uri budaya adiluhung bangsa,” katanya.

Penggagas acara Ruwat Rawat Borobudur, Sucoro Setrodiharjo, menambahkan, nguri-uri budaya adiluhung bangsa adalah salah satu cara untuk melestarikan warisan budaya leluhur yang kaya akan nilai spiritual. Dia sebutkan, Ruwat Rawat Borobudur mendampingi desa-desa yang berada di sekitar Borobudur yang kaya akan potensi alam maupun sumber daya manusianya. Itu berperan penting sebagai penyangga kelestarian Borobudur.

Borobudur sebagai destinasi pariwisata super perioritas yang berada di antara lima gunung, keberadaannya tidak bisa terlepas dari kehidupan masyarakat desa yang ada di sekitarnya. Kehidupan masyarakat desa yang sarat dengan nilai spiritualitas bermanfaat dan bermakna. Itu terdapat pada tradisi dan budaya tersebut.

“Maka patut dilestarikan untuk kemajuan bangsa. Bangsa yang maju adalah bangsa yang merawat dan melestarikan nilai-nilai luhur yang ada sebagai pondasi dan identitas bangsa,” tandasnya.

Dari hasil penilian lomba karnaval untuk kategori kelembagaaan Juara 1 dimenangkan oleh KUB Wono Mulyo Dusun Wonoroto, Juara 2 diperoleh oleh Karang Taruna  Tunas Muda Desa Pucungroto dan Juara 3 PAUD Kuncup Mekar Dusun Wonoroto Desa Pucungroto.

Sedangkan untuk kelompok warga pedukuhan masyarakat, Juara 1 dimenangkan oleh Dukuh Purwosari Dusun Krajan, Juara 1 diperoleh oleh Dukuh Kalitumpang Dusun Ngelo dan Juara 3 diraih oleh Dukuh Ngelo Dusun Ngelo. Masing-masing Pemenang mendapatkan Tropi Piala, Piagam dan Uang Pembinaan.